Kamis, 29 November 2012

BUDAYA DAN PEMBELAJARAN BUDAYA

Teori pembelajaran budaya dan metodologi tidak monolitik. Kajian budaya memiliki silsilah koneksi dengan bidang akademik beberapa studi, termasuk antropologi, sastra kritik, sejarah sosial, semiotika, ekonomi politik, psikoanalisis, dan kritik feminis. Ini sudah termasuk jalur teoritis dan banyak crosscuts, beberapa dari mereka ada pada pertengkaran.
Teori Karl Marx, Antonio Gramsci, Louis Althusser, Michel Foucault, Roland Barthes, Jacques Derrida, Raymond Williams, Stuart Hall, Lawrence Grossberg, dan lain-lain memiliki yayasan dibentuk untuk derivasi dari kajian budaya. Selain itu, cultural studies praktisi telah merespon perubahan sejarah dan kondisi politik. Munculnya gerakan sosial pada 1960-an dan 1970-an dan selanjutnya perubahan kondisi hukum dan sosial yang terkait dengan kesetaraan bagi orang kulit hitam, perempuan, etnis kelompok, dan gay juga mengubah sifat penyelidikan akademis dalam sastra dan populer budaya. Tujuan dari bab ini untuk mencatat sejarah dan berbagai teori budaya penelitian, bab ini menawarkan teori dipilih dari beberapa yang paling berpengaruh angka dalam kajian budaya kontemporer yang dapat digabungkan untuk ditetapkan yang jelas dan bisa diterapkan metode untuk melakukan analisis. Meskipun tidak mungkin untuk memisahkan penyelidikan teoritis budaya ke dalam wacana tertulis dan citra visual, bab ini mencoba untuk fokus pada gambar visual dengan menekankan keprihatinan teoretis budaya dengan gambar, representasi, dan respon pemirsa.
Gagasan budaya, tentu saja, adalah yang paling melekat dalam upaya intelektual, tetapi bisa menjadi istilah yang membingungkan. Budaya kadang-kadang dianggap sebagai tinggi dan rendah, atau, dengan kata lain elit budaya seperti seni, musik klasik, sastra, teater, dan sejenisnya, dan terkenal.
Budaya seperti film, televisi, musik populer, kartun, majalah, permainan komputer, dan sebagainya. Tujuan bab ini, mendefinisikan budaya sebagai praktik yang sebenarnya. Dan adat istiadat, bahasa, kepercayaan, bentuk-bentuk representasi, dan sistem aturan formal dan informal yang memberitahu orang-orang bagaimana berperilaku. Budaya menghasilkan makna sosial bersama (misalnya, cara yang kita memahami dunia). Our social practices can, in turn, alter the culture by creating new meanings to be shared” (Jowet (Jowett & O'Donnell, 1999). James Carey, seorang penulis berpendapat bahwa komunikasi dan budaya itu penting. "Budaya sebagai suatu sistem perubahan makna ditafsirkan dalam kaitannya dengan benda-benda budaya lainnya seperti teknologi dan praktik ekonomi atau proses sosial lain seperti konflik dan akomodasi, perubahan tersebut adalah transformasi pada tradisi budaya yang diberikan, sebuah tradisi yang menekankan pada menegaskan kembali dirinya sendiri "(1988, hal. 11)
Sumber : Handbook of visual communication, theory, methods, and media. Page : 522 - 523

ESTETIKA TV LINTAS BUDAYA

Estetika dapat diuji dalam hal hubungannya dengan pencarian informasi. Dalam UNESCO laporan lintas-budaya penyiaran (1976), Contreras membahas komunitas proyek pembangunan di Peru di mana film pada kebersihan ditunjukkan kepada warga desa. Penelitian mengungkapkan bahwa alat peraga telah gagal untuk menyampaikan pesan yang dimaksudkan. Masalahnya adalah penonton merasakan setiap adegan (dan dalam beberapa kasus bahkan masing-masing di tembak sendiri) sebagai kelengkapan dan insiden yang terpisah. Ketika cutaways (terpisah dari gambar close up) kutu yang ada di bawah mikroskop terlihat , orang menyimpulkan bahwa apa yang mereka lihat adalah binatang, bukan serangga yang bisa ada pada tubuh seseorang. Yang paling penting, masyarakat tidak menyimpulkan bahwa informasi yang berhubungan dengan tubuh mereka sendiri.

Di negara tetangga India Nepal, sebuah studi eksplorasi menemukan bahwa pemahaman dari sudut pandang lokal pada pemahaman dapat melayani produser televisi yang berharap menggunakan media untuk tujuan pendidikan (Ogden-Gurung, 1987). Informasi kesehatan di desa-desa di Nepal biasanya disebarkan melalui kunjungan oleh petugas kesehatan karena kebanyakan orang di negeri ini tidak memiliki akses ke televisi. Penduduk desa yang ditampilkan video tentang bagaimana untuk membuat larutan rehidrasi. Ditemukan bahwa pemahaman informasi dalam video rendah, terutama karena konvensi editing Barat yang digunakan dalam program pemirsa bingung. Pemirsa diajarkan perlu menempatkan tiga segenggam gula ke dalam segelas air garam dengan untuk membuat solusi. permintaan yang memenuhi standar estetika barat bahwa adegan diedit ke dalam sejumlah tembakan, seperti close-up dan menengah tembakan dari petugas kesehatan, yang menyediakan berbagai tindakan.

Ketika narasi mengatakan: "Sekarang tambahkan tiga genggam gula," potong editor setidaknya satu tembakan dari tangan benar-benar menuangkan gula ke dalam gelas. Harapannya adalah bahwa penampil akan mengisi informasi yang hilang. Hal ini disebut sebagai penutupan psikologis, menurut contextualism. Namun penonton tidak terbiasa dengan teknik televisi tersebut. Akibatnya, pemirsa tidak mempelajari informasi yang benar dari video. Itu jelas bahwa program harus menampilkan informasi dalam satu segmen lengkap tanpa pemotongan (cut adalah bentuk paling umum dari mengedit transisi). Continuity editing biasanya memerlukan cutting shoot bersama-sama untuk menjaga action terus-menerus dalam adegan, yang mempertahankan ilusi realitas. Seringkali, banyak yang dipotong. Untuk mereka yang lebih terikat oleh standar estetika barat editing kontinuitas, adegan ini mungkin "terasa" luar biasa lambat atau membosankan. Namun memahami bahwa pemirsa dimaksudkan tidak akan dapat membaca informasi gambar jika tidak pilihan non-barat estetika menjadi komunikasi yang sukses untuk mereka.

Salah satu studi di Amerika mengenai bagaimana produsen Amerika menemukan batasan bukti bahwa di sana, pembuatan film yang non barat terkadang membuat pilihan estetika yang beragam dengan teknik produksi tradisional barat (Worth&Adair, 1972). Antropolog Worth dan Adair mengajar satu kelompok Navajo asli Amerika bagaimana membuat film ketika mencoba untuk tidak memberikan aturan sinematografi yang terlalu banyak berdasarkan standar film Hollywood (seperti ruang kepala dalam framing, dll). Pertanyaannya, jika dibiarkan untuk membuat pilihan mereka sendiri, produsen Navajo membuat film melalui kode estetika yang unik? Produsen memang terkadang mengedit narasi menggunakan konvensi  yang berbeda. Misalnya, seperti dalam studi Nepal, apa yang dirasakan membosankan dalam satu budaya mungkin hanya mewakili berlalunya waktu di negara lain. Tiap hari masyarakat Navajo bertransportasi dengan cara berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan. Lebih penting lagi, ada kualitas "mitis berjalan sebagai 'Tindakan' "(Worth & Adair, 1972, p. 146). Akibatnya banyak produsen, yang mengedit film mengenai Navajo karena mereka berjalan lama dengan kecepatan lambat. Hal ini berbeda ke Hollywood mengedit gaya yang lebih ingin cepat selesai, menuntut penghapusan momen rinci seperti ini. 

Sumber : Handbook of visual communication, theory, methods, and media. Page 505-506

MEDIA LITERASI, ESTETIKA , DAN KEBUDAYAAN

Istilah Media Literasi mungkin belum begitu akrab di telinga kita. Masyarakat mungkin masih terheran dan kurang paham jika ditanya apa sebenarnya Media Literasi tersebut. Para ahli pun memiliki konsep yang beragam tentang pengertian Media Literasi , Mc Cannon mengartikan Media Literasi sebagai kemampuan secara efektif dan secara efesien memahami dan menggunakan komunikasi massa (Strasburger & Wilson, 2002). Ahli lain James W Potter (2005) mendefinisikan Media Literasi sebagai satu perangkat perspektif dimana kita secara aktif memberdayakan diri kita sendiri dalam menafsirkan pesan-pesan yang kita terima dan bagaimana cara mengantisipasinya.
Secara ringkas penjelasan Media Literasi artinya adalah kepintaran, mampu dengan baik, menggunakan, memahami, menganalisa media baik media televisi, radio, surat kabar, dan film. Kajian Media Literasi terkini menunjukkan adanya perkembangan media seperti video, komputer, dan internet. Kehidupan modern dan perkembangan teknologi canggih membuat manusia dalam kesehariannya selalu diterpa oleh media. Istilah populernya adalah tiada hari tanpa media.

Media Literasi atau melek media adalah suatu istilah yang digunakan sebagai jawaban atas maraknya pandangan masyarakat tentang pengaruh dan dampak yang timbul akibat isi (content) media massa; dimana cenderung negatif dan tidak diharapkan. Sehingga perlu diberikan suatu kemampuan, pengetahuan, kesadaran dan keterampilan secara khusus kepada khalayak sebagai pembaca media cetak, penonton televisi atau pendengar radio.
Misalnya saja, masyarakat sekarang sudah pintar untuk memilih dan menonton tayangan yang menurutnya bermanfaat. Tidak lagi hanya menonton tayangan sinetron yang hanya menyediakan artis-artis yang berparas elok dan tidak memberikan nilai moral dalam sinetron tersebut.
Kebanyakan acara TV sekarang hanya mementingkan rating saja. Jadi mereka tidak begitu memikirkan manfaat apa yang dapat masyarakat dapat ambil dari program TV yang mereka buat. Kalau saja masyarakat belum pintar untuk memilah mana yang baik untuk mereka lihat maka mereka akan terus-terusan saja diracuni oleh tayangan yang tak ada nilai moral yang dapat kita ambil. Belum lagi penampilan artis-artis yang mereka tonton. Kebanyakan tayangan sinteron di Indonesia menggunakan artis yang cantik rada bule-bule gitu dan kalau dia berperan antagonis dia pasti memakai pakaian yang seksi. Itu sangat bertentangan bukan dari kebudayaan kita yang mengajarkan kita untuk berpakaian yang sopan.
Kemampuan akan literasi media sangatlah penting, khususnya pada zaman informasi seperti saat ini atau yang disebut dengan “mediated environment”. Dengan mempelajari literasi media masyarakat menjadi audiens yang aktif. Kedua, masyrakat akan menjadi lebih sadar (aware) dan kritis atas apa yang tersaji dalam media. Ketiga, literasi media akan mengajarkan orang agar mampu menggunakan media sesuai dengan manfaat yang ingin didapatkan. Dan keempat, untuk masa depan generasi yang akan datang agar siap untuk hidup dalam lingkungan media seperti sekarang. Empat hal tersebut cukup menjadi alasan yang kuat mengapa literasi media menjadi penting untuk dipelajari.
Konsep paling mendasar literasi media sebenarnya adalah “membaca” media dengan lebih kritis. Keterampilan atau kemampuan untuk “membaca” media ini tidak dapat muncul begitu saja, tapi melalui latihan yang terus dikembangkan.

Media tidak pernah netral, selalu ada kepentingan, unsur kepemilikan, ideologi institusi, dan tendensi komersial yang terangkum dalam sebuah produk media. Kesadaran seperti ini juga menunjukkan bahwa audiens memiliki otonominya sendiri dan memiliki power yang lebih besar dari media. Dan masyarakat harus memiliki sikap terhadap media sebelum media berbalik menyetir kehidupan masyarakat.
HANDBOOK OF VISUAL COMMUNICATION (Media Literacy, Aesthetic, Cultures) hal 503-504

Sabtu, 17 November 2012

KESIMPULAN ARTIKEL MENGENAI FITUR HTML 5 DAN PENGGUNAAN WARNA DALAM WEB

  •         KESIMPULAN ARTIKEL FITUR-FITUR HTML 5


HTML 5 merupakan sebuah bahasa pemrograman web yang merupakan generasi penerus dari HTML sebelumnya yakni HTML 4. HTML 5 menambah daftar perkembangan dalam dunia web menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jika pada jaman dulu tampilan sebuah situs web membosankan untuk di lihat yaitu hanya sebuah teks dan tidak ada sesuatu yang interaktif dengan user tapi seiring berjalannya waktu web kini tidak hanya dapat menampilkan beberapa kumpulan teks tapi juga sekarang sudah dapat menampilkan gambar-gambar yang menarik para pengunjung web bahkan tidak hanya gambar, tapi juga bisa menampilkan video, musik dan bahkan game.

Dengan adanya fitur yang tersedia pada HTML 5 membuat penampilan web sekarang menjadi lebih atraktif dan inovatif. Misalnya saja fitur canvas yang di sediakan oleh pengembang HTML 5. Fitur tersebut dapat digunakan untuk menggambar, sedangkan di HTML 4 tidak ada fitur tersebut. HTML 5 bisa memasukkan file multimedia tanpa menggunakan flash yang secara tak langsung sudah meringankan beban javascript untuk mengakses suatu web agar mudah di buka.

Jika kita sudah menggunakan web dengan HTML 5 sebagai pondasinya maka web tersebut akan dengan mudah di akses karena banyak plugin dan fitur yang tidak penting di hilangkan.

  • KESIMPULAN ARTIKEL PENGGUNAAN WARNA PADA SEBUAH WEB


Warna merupakan suatu yang tak terlepaskan dari kehidupan manusia. Dengan adanya warna kita bisa melihat sesuatu dengan jelas. Seperti halnya pada sebuah web, warna merupakan suatu komponen yang wajib ada pada suatu web. Bayangkan saja jika ada sebuah web yang tidak memiliki warna apapun, betapa membosankannya web tersebut kan?

Penggunaan warna yang pas dan tidak berlebihan akan membuat para pengunjung web tertarik untuk datang. Menurut saya, web dikatakan baik adalah dimana web tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi pengunjungnya. Menaruh beberapa informasi yang memang di butuhkan banyak orang juga menjadi penilaian tersendiri bagi pengunjung web, percuma saja kan kalau suatu web sudah di desain semenarik mungkin tapi informasi yang disediakan tidak begitu membuat pengunjung menjadi puas?

Kita bisa ambil kisah facebook, tampilan yang ada pada website facebook hanya begitu-begitu saja kan? Kalau ga putih ya biru, kalau ga biru ya putih. Dan tidak ada gambar yang sebegitunya menarik. Facebook dapat terkenal dan menjadi salah satu web terbaik karena pemakaian warna yang tidak begitu mencolok dan simple sehingga membuat facebook sekarang mendunia

PENGGUNAAN WARNA DALAM SEBUAH WEB


Warna, siapa yang tidak kenal dia? Dengan adanya warna kita bisa melihat dan mengenali sesuatu dengan mudah. Bayangkan saja, jika mata kita hanya di ciptakan dapat melihat untuk warna hitam dan putih saja, bukankah itu sangat menjenuhkan? Warna sangat berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Misal saja, jika kita memakai pakaian yang berwarna merah dari baju hingga celana bukankah kita akan menjadi pusat perhatian? Mereka akan berfokus pada sesuatu yang berbeda dari yang lain.

Sama halnya dengan sebuah web, warna juga berperan penting dalam baiknya sebuah web. Jika tidak ada warna satu pun yang melekat pada suatu website , dijamin tidak akan panjang umurnya website tersebut. Ckck
Tapi, ada kalanya suatu website yang memiliki warna yang bervariasi tidak terlalu terkenal dan malah terlihat kurang menarik. Ambil saja contoh facebook dan twitter, 2 situs yang kini terkenal hanya memiliki warna yang monoton. Facebook dominan menggunakan warna biru dan putih, tiwtter dominan menggunakan warna hitam, putih dan biru laut. Tapi 2 situs itu terkenal di dunia.

Dibandingkan dengan situs lain yang lebih memiliki warna yang bervariasi mereka tenggelam dibanding dengan 2 situs yang di atas. Menurut saya faktor pertama kenapa manusia tidak terlalu memusingkan warna yang bervariasi dalam sebuah web yaitu karena manusia ingin hal yang simple tidak berlebihan tapi menarik, seperti kasus facebook dan twitter warna yang mereka gunakan tidak berlebihan dan itu disuka banyak orang. Selain itu, ada juga dari faktor manfaat dan kegunaan sebuah situs web. Manusia kini cenderung memilih situs yang menurut dia bermanfaat untuk berkomunikasi. Seperti facebook dan twitter, mereka menggunakan warna yang tidak terlalu banyak kan? Dan lagi, masalah promosi yang di lakukan oleh owner web tersebut, ada web tapi tidak ada promosi apakah akan dengan mudah dikunjungi? Sudah tau kan jawabannya?

Juga manusia mengunjungi sebuah situs web untuk mencari sebuah informasi atau berita, misal saja kapanlagi.com dan detik.com, 2 situs ini juga terkenal meski masih dalam kancah lokal.  Untuk apa kita mengunjungi sebuah situs web tapi tidak ada informasi yang kita butuhkan? Bukankah web diciptakan untuk menyampaikan informasi.

Ada baiknya jika kita hendak membuat sebuah web di pikirkan juga hal-hal yang kecil , contohnya warna. Dengan tidak menggunakan warna yang mencolok atau berlebihan tapi memiliki manfaat yang sangat berguna untuk banyak orang, maka web itu akan dengan mudah menjadi web yang baik dan sering dikunjungi banyak orang.

Sumber : http://www.sahabatdesain.com/new/berita-122-halhal-yang-dapat-membuat-sebuah-website-menjadi-terkenal.html

FITUR-FITUR YANG ADA PADA HTML 5


HTML 5 merupakan sebuah inovasi terbaru dalam dunia web. HTML 5 merupakan sebuah masa depan web yang entah kita akan menyukai atau bahkan membencinya, tapi kita harus tetap mengikuti arus perkembangan jaman. HTML 5 tidak begitu sulit untuk di pahami dan di gunakan malah menurut saya , HTML 5 membantu para pengguna web untuk mempermudah kita dalam mencari suatu informasi dalam suatu situs web.
HTML 5 memiliki beberapa fitur, diantaranya :
1.  HTML5 membuat membuat situs lebih mudah diakses karena dua alasan utama: semantik dan ARIA. Tag Baru (beberapa) untuk HTML pos seperti <header>, <footer>, <nav>, <section>, <aside>, dll memungkinkan browser untuk mengakses konten dengan mudah. Sebelumnya, kita hanya menentukan hal tersebut dengan tag <div> dan menggunakan atribut id ataupun class. Dengan tag html5 yang baru browser dapat memeriksa dokumen HTML dengan lebih baik. ARIA adalah spesifikasi W3C yang mempunyai peran spesifik dalam mengatur elemen-elemen dalam dokumen HTML. Untuk lebih dalam diskusi mendalam tentang HTML5 dan ARIA silahkan kunjungi url WAI ini.
2. HTML5 membuat video dan audio anda benar-benar diakses dengan tag <video> dan tag <audio>.  Tag video dan audio ini dibuat hampir sama dengan tag untuk image/gambar yaitu :<video src=”url”/>.  Tapi bagaimana dengan semua parameter seperti tinggi, lebar dan autoplay? Jangan khawatir sobat, kita tinggal mendefinisikan atribut-atribut dalam tag seperti halnya elemen HTML lainnya : <video src=”url” width=”640px” height=”380px” autoplay/>. Meskipun HTML5 telah dikenal luas oleh para pengembang web sejak lama, HTML5 baru mencuat pada April 2010 setelah CEO Apple Inc., Steve Jobs, mengatakan bahwa dengan pengembangan HTML5, “Adobe Flash sudah tidak dibutuhkan lagi untuk menyaksikan video atau menyaksikan konten apapun di web”.
3. Adanya unsur kanvas yang dapat digunakan untuk menggambar sedangkan di HTML 4 tidak ada. Adanya fitur kanvas dapat mempermudah user, HTML 4 hanya terpaku dan tidak bisa memasukkan file tanpa flash, sedangkan HTML 5 bisa. Dengan adanya media canvas, beban javascript akan lebih ringan, dan situs web dapat dengan cepat di akses. Video dan elemen audio untuk media pemutaran. Dukungan yang lebih baik untuk penyimpanan secara offline. Elemen  konten yang  lebih  spesifik, seperti  artikel, footer, header, navigation, section. Bentuk kontrol form seperti kalender, tanggal, waktu, e-mail, URL, search.

Sumber :http://www.febryadi.com/?p=8105 , http://www.dark-devilz.com/2012/06/pengertian-tujuan-fitur-baru-dan.html#axzz2CGrXEa9p  

Minggu, 04 November 2012

LATAR BELAKANG ADANYA HTML5 DAN CSS3


LATAR BELAKANG ADANYA HTML5 DAN CSS3
HTML adalah singkatan dari Hyperteks Markup Language, yang merupakan sebuah bahasa dasar untuk membuat sebuah web yang berfungsi untuk menampilkan macam-macam informasi yang dibutuhkan. HTML adalah sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web. HTML saat ini merupakan standar Internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C). HTML dibuat oleh kolaborasi Caillau TIM dengan Berners-lee robert ketika mereka bekerja di CERN pada tahun 1989 (CERN adalah lembaga penelitian fisika energi tinggi di Jenewa).
Html terdapat berbagai versi , di antaranya :

PERBEDAAN GRAFIK DENGAN DESAIN DARI SEGI PANDANG MANUSIA


PERBEDAAN GRAFIK DENGAN DESAIN DARI SEGI PANDANG MANUSIA

Desain Grafis berasal dari 2 buah kata yaitu Desain dan Grafis, kata Desain berarti proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang. Sedangkan Grafis adalah titik atau garis yang berhubungan dengan cetak mencetak. Jadi dengan demikian Desain Grafis adalah kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bias menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus atau sangat berguna dalam bidang gambar.

PENGARUH DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KEBUDAYAAN


PENGARUH DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KEBUDAYAAN

Dunia teknologi informasi tidak hanya berfokus dalam 1 bidang saja. Tapi itu juga mencakup dalam banyak bidang, misalnya saja dalam bidang pendidikan, politik, kedokteran, hiburan dan termasuk kebudayaan. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), merupakan sebuah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknik untuk memproses dan menyampaikan informasi dengan baik. Hingga kini TIK masih mengalami perubahan yang semakin canggih dan seperti tak ada jenuhnya untuk mengeluarkan terobosan terbaru. Kemajuan Teknologi Informasi memiliki beberapa dampak negatif terhadap berbagai aspek contohnya dalam bidang budaya, seperti perubahan budaya akibat kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi.