Postingan kali ini saya
akan mempublish artikel yang isinya adalah kesimpulan dari artikel-artikel yang
saya publish beberapa waktu yang lalu seperti Pengaruh Dunia Teknologi
Informasi Dalam Bidang Kebudayaan , Perbedaan Grafik Desain dari Segi Pandang Manusia , Latar Belakang Adanya HTML5 dan CSS3 ,
Fitur-fitur Yang Ada Pada HTML5 , Penggunaan Warna Dalam Sebuah Web, Media
Literasi Estetika dan Kebudayaan , Estetika TV Lintas Budaya , Budaya dan
Pembelajaran Budaya , 2D dan 3D , Ubiquitous For Smart Future .
Di mulai dari kesimpulan
mengenai tugas pertama yaitu mengenai Pengaruh Dunia Teknologi Informasi
Generasi muda Indonesia
kian hari semakin melengserkan kebudayaannya sendiri, meskipun ada segelintir
orang Indonesia yang berusaha untuk melestarikan kebudayaan Indonesia meski
juga tak sedikit warga Indonesia yang melupakannya. Derasnya arus informasi,
yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` dampak untuk kebudayaan. Masuknya budaya barat
(dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah
globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur
(termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan
nilai-nilai ketimuran. Oleh
karena itu Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi menimbulkan berbagai masalah terhadap
eksistensi kebudayaan daerah, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa
cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, erosi
nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang
menjadi budaya massa.
Kesimpulan
artikel Perbedaan Grafik dengan Desain Dari Segi Pandang Manusia
Manusia bisa membedakan
mana desain dan mana grafik dengan mudah. Secara visual, manusia melihat grafik
seperti histrogam dan sebagainya dan desain adalah sebuah gambar yang berbentuk
real bukan hanya sekedar titik disambungkan oleh beberapa garis.
Kesimpulan artikel Latar Belakang Adanya HTML5 dan CSS3
HTML5 dan CSS3 memberikan
kemudahan bagi desainer web untuk menciptakan animasi dan game interaktif tanpa
Flash. Sebagai contoh perpaduan antara HTML5, CSS3, dan JavaScript dalam
menciptakan animasi, dapat Anda lihat pada game-game besutan Akihabara
(www.kesiev.com/akihabara/) dan animasi Star Wars AT-AT Walker (http://anthonycalzadilla.com/css3-ATAT/). HTML5 dan CSS3 telah membawa perubahan dalam
dunia web dan membuat pembangunan aplikasi web menjadi lebih mudah.
Kesimpulan
artikel Fitur-fitur Yang Ada Pada HTML5
Adanya fitur yang tersedia
pada HTML 5 membuat penampilan web sekarang menjadi lebih atraktif dan inovatif.
Misalnya saja fitur canvas yang di sediakan oleh pengembang HTML 5. Fitur
tersebut dapat digunakan untuk menggambar, sedangkan di HTML 4 tidak ada fitur
tersebut. HTML 5 bisa memasukkan file multimedia tanpa menggunakan flash yang
secara tak langsung sudah meringankan beban javascript untuk mengakses suatu
web agar mudah di buka. Jika kita sudah menggunakan web dengan HTML 5 sebagai
pondasinya maka web tersebut akan dengan mudah di akses karena banyak plugin
dan fitur yang tidak penting di hilangkan.
Penggunaan warna yang pas
dan tidak berlebihan akan membuat para pengunjung web tertarik untuk datang.
Web dikatakan baik adalah web tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi
pengunjungnya. Menaruh beberapa informasi yang memang di butuhkan banyak orang
juga menjadi penilaian tersendiri bagi pengunjung web, percuma saja kan kalau
suatu web sudah di desain semenarik mungkin tapi informasi yang disediakan
tidak begitu membuat pengunjung menjadi puas?
Media
Literasi atau melek media adalah suatu istilah yang digunakan sebagai jawaban
atas maraknya pandangan masyarakat tentang pengaruh dan dampak yang timbul
akibat isi (content) media massa; dimana cenderung negatif dan tidak diharapkan.
Sehingga perlu diberikan suatu kemampuan, pengetahuan, kesadaran dan
keterampilan secara khusus kepada khalayak sebagai pembaca media cetak,
penonton televisi atau pendengar radio. Konsep
paling mendasar literasi media sebenarnya adalah “membaca” media dengan lebih kritis.
Keterampilan atau kemampuan untuk “membaca” media ini tidak dapat muncul begitu
saja, tapi melalui latihan yang terus dikembangkan.
Media tidak pernah netral, selalu ada
kepentingan, unsur kepemilikan, ideologi institusi, dan tendensi komersial yang
terangkum dalam sebuah produk media. Kesadaran seperti ini juga menunjukkan
bahwa audiens memiliki otonominya sendiri dan memiliki power yang lebih besar dari media. Dan masyarakat
harus memiliki sikap terhadap media sebelum media berbalik menyetir kehidupan
masyarakat.
Kesimpulan
artikel Estetika TV Lintas Budaya
Pemahaman
dari sudut pandang lokal pada pemahaman saat
menyaksikan acara televisi dapat
melayani produser televisi yang berharap menggunakan media untuk tujuan
pendidikan. Sebagai penonton kita di tuntut untuk kritis akan acara TV yang
sedang kita tonton. Tidak hanya melihat dan menyaksikan tapi kita juga harus
menilai apakah acara YV tersebut berbobot untuk kita lihat.
Mendefinisikan budaya sebagai praktik yang sebenarnya.
Dan adat istiadat, bahasa, kepercayaan,
bentuk-bentuk representasi, dan sistem aturan formal dan informal yang
memberitahu orang-orang bagaimana berperilaku. Budaya menghasilkan makna sosial
bersama (misalnya, cara yang kita memahami dunia).
Film 3 Dimensi merupakan suatu percampuran teknologi
dengan dunia seni peran. Film 3 Dimensi yang baik adalah sebuah film yang tidak
hanya menyuguhkan efek 3D yang baik tapi juga memiliki arti tersendiri dari
film yang di garap. Sebuah film 2D dapat dijadikan atau di ubah menjadi film 3D
tapi itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan membutuhkan software yang
memang di buat untuk mengkonversikan animasi 2D menjadi 3D. Jika ada sebuah
drama yang dijadikan sebuah film 3D menurut saya itu tidak cocok karena otak
manusia sudah ber-main set bahwa film yang dibuat dengan efek 3D adalah film
yang bergenre animasi dan action animasi.
Ubiquitous Computing disebut sebagai gelombang ketiga dalam komputasi. Yang
pertama adalah konsep mainframe, dimana sebuah mesin dipakai oleh banyak orang
bersamaan (one computer, many people). Sekarang kita berada pada era personal
computer (komputer pribadi) yaitu seseorang menggunakan masing-masing mesin
yang dimilikinya (one person, one computer). Karena komputer menjadi semakin
murah dan menjadi sangat lazim, selanjutnya akan datang masa Ubiquitous
Computing dan menjadi era “one
person, many computers”.
0 komentar:
Posting Komentar